Diary Fiktif - 1

Menulis merupakan kesenangan yang saya temukan setelah saya memasuki lingkungan perkuliahan, saat menjadi seorang pekerja tidak banyak waktu luang untuk saya mencari hobi yang menguntungkan. Semua hobi selama 5 th yang lalu bagi hanyalah membuang waktu, tenaga, juga biaya, tidak memiliki pengaruh yang mengutungkan bagi saya. Selama 6 bulan terakhir ini saya habiskan waktu saya sebagai seorang mahasiswa dan ada beberapa mata kuliah yang membuat saya tertarik untuk mendalaminya, salah satunya mata kuliah filsafat. Mata kuliah tersebut sangat mempengaruhi pola pemahaman dalam keseharian yang saya jalani saat ini, dimana itu dapat saya aplikasikan pada pekerjaan saya saat ini sebagai seorang pengawas pada sebuah agensi yang berkecimpung dalam bisnis makanan dan minuman. Beberapa hari yang lalu saya sedang mencari karyawan baru sebagai pengganti karyawan saya yang berhenti karena ingin pindah domisili, dan selama ini saya hanya mengandalkan pemahaman saya terhadap tingkah laku atau prilaku calon karyawan juga karyawan saya. Sehingga saya kurang mampu memahami mereka dengan keseluruhan, yang mana berakibat saya salah dalam menyikapi meraka.

Setelah saya mengerti bahwa dalam setiap apa yang kita ketahui secara indrawi memiliki panorama yang tidak bisa kita ketahui sebelum kita meragukan kenyataannya. Mengapa saya berkata demikian? Karena di dalam filsafat sendiri mengajak kita untuk memehami setiap panorama pengetahuan yang tersembunyi dibalik sebuah tabir yang samar. Dalam mata kuliah filsafat kita dituntut berfikir skeptis (meragukan) setiap informasi yang kita peroleh melalui panca indra kita, memahami makna dibalik pengetahuan tersebut dibutuhkan analisa yang menyeluruh dimana kita boleh meragukan sesuatu dengan satu syarat kita harus mampu meninggal keraguan kita. Jika anda merasa tidak bisa meninggalkan keraguan anda jangan pernah berfikiran untuk meragukan, karena apa? Karena anda akan terjerumus pada ketidak pastian selamanya.

Anggap saja karyawan baru saya, ketika saya mulai meragukan karyawan baru saya. Apakah dia akan mampu bertahan selama 1 tahun kedepan atau tidak? Saat itu juga saya akan mencari tahu, mencari sebuah pembuktian, berusaha menemukan sebuah jawaban untuk keraguan saya. Dengan cara apa? Dengan memberinya sebuah tekanan yang tidak terlalu extream dan mulai mempertanyakan pendapatnya. Saat itu saya akan menemukan sebuah jawaban. Jika saya tidak mampu menemukan jawaban tersebut maka saya akan meninggalkan keraguan saya dan mulai meyakini bahwa ia adalah karyawan tetap saya, biar waktu yang menentukan, ia akan tetap saya perlakukan selayaknya karyawan yang telah lama bekerja untuk saya. Tanpa dibayangi rasa tidak percaya saya akan mulai mengurus kepentingan yang lain, jika saya terjebak dalam keraguan, maka tanggungan yang lain akan terbengkalai.

Begitu juga dengan hari ini. Banyak individu yang menemani saya menghabiskan waktu saya hari ini, tapi satu karakter individu yang cukup membuat saya tertarik. Ia saya temui saat setelah menyelesaikan urusan saya di salah satu bank, dan ia adalah karakter yang saya anggap tidak takut miskin. Anggap saja namanya rudi.

Singkatnya rudi berkata pada saya bahwa orang takut miskin sama saja dengan menghina tuhan, ucapannya memiliki makna yang sama dengan yang saya dengar dari orang yang saya anggap sebagai guru. Inti dari karakter rudi adalah dimana seorang manusia yang memiliki rasa takut akan sesuatu yang belum terjadi sama saja dengan meniadakan keberadaan tuhan YANG MAHA ESA.

Dengan pertemuan saya dengannya tadi membuat saya sadar, bahwa ketakutan akan kehilangan karyawan sama saja dengan meniadakan keberadaan tuhan. Semua yang kita lakukan seharusnya memiliki makna yang akan membentuk kita pada masa mendatang, selama ini saya juga tidak terlalu memikirkan rasa tersebut. Sehingga memberikan saya batasan dalam melakukan setiap kegiatan, takut akan kegagalan, takut akan sebuah kerugian, dan segala dampak negatif yang muncul dari keputusan saya. Pengalam yang saya dapat hari ini cukup bermakna, dimana fokus yang dari awal saya jalani kembali setelah saya terlena dalam kesenangan sesaat ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seven Deadly Sins

Pembantu?

Hujan