ALAT

 Dalam banyak kasus, relasi bukanlah masalah hubungan timbal balik antara dua manusia. Tapi keinginan untuk memiliki apa yang tidak mereka miliki. ”Schopenhauer”

Manusia merupakan mahkluk sosial, dimana mereka tidak akan bisa hidup tanpa manusia lainnya. Mengapa demikian? Karena manusia secara naluri membutuhkan manusia lain untuk melakukan proses reproduksi. Manusia akan berusaha bekerjasama dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat mereka selesaikan secara individu, banyak contoh dalam keseharian kita. Sederhananya manusia memiliki pengetahuan dan skil yang terbatas, anggap memebangun sebuah rumah atau bangunan lain. Pasti manusia akan mencari manusia lain yang memiliki pengetahuan dalam pengerjaan hal tersebut, seperti agensi arsitektur, tukang, kuli, agensi konstruksi, dan lain – lain.

Kita ambil contoh lain, hubungan pertemanan. Mengapa anak muda dan orang dewasa selalu memiliki circle pertemanan mereka sendiri? Jika mereka tidak memiliki circle atau lingkaran pertemanan apakah mereka akan kesulitan dalam menjalani hidu sebagai makhluk sosial? Pada dasarnya hubungan atau relasi dalam pertemanan maupun relasi pada lingkungan lain hanyalah kedok atau tabir penutup.

Teori manusia sebagai makhluk sosial dikenal juga dengan istilah zoon politicon. Zoon politicon memiliki arti bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lain.Aristoteles

Berdasar teori diatas kerjasama yang dilakukan manusia untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka di dunia haruslah dilakukan dengan individu lain tidak secara individual. Akan tetapi ada beberapa pandangan tokoh filsafat yang mampu menyanggah teori tersebut. Diantaranya adalah Thomas Hyde (1700), Plato (427-347 SM), Descartes (1596-1650), Leibniz (1646-1716), dan lain – lain.

Salah satu aliran filsafat yang mampu menyanggah teori manusia adalah makhluk sosial adalah filsafat aliran vitalisme, yang berbunyi “Bahwa kenyataan sejati  pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan/nafsu yang bersifat irasional. Vitalisme percaya bahwa seluruh aktivitas atau perilaku manusia pada dasarnya merupakan perwujudan dari kekuatan non fisik yang tidak rasional  dan instingtif. Perilaku manusia merupakan manifestasi dari kekuatan irasional, keputusan atau perilaku manusia yang “rasional” pada dasarnya adalah rasionalisasi saja dari keputusan-keputusan yang tidak rasional tersebut.

Kita ambil contoh sebuah relasi di tempat kuliah. Para mahasiswa menjalin hubungan dengan mahasiswa lain pada hakikatnya hanya ingin memanfaatkan mereka yang terjerat dalam relasinya untuk kepentingan individu. Dimana mereka menyelimuti sebuah niat busuk dibalik teori ”Manusia sebagai mahkluk sosial”. Yang mana keinginan mereka yang irrasional berupa "memanfaatkan sekitar" untuk mencapai tujuan atau keinginan ideal mereka dengan merasionalkannya menggunakan teori "manusia sebagi makhluk sosial".

Karena pada dasarnya manusia hidup hanya untuk memanfaatkan apapun di sekitarnya untuk kepentingan mereka sendiri. ”Nopperabo”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seven Deadly Sins

Hujan

Pembantu?