ALAT
Manusia merupakan mahkluk sosial, dimana mereka tidak akan bisa hidup tanpa
manusia lainnya. Mengapa demikian? Karena manusia secara naluri membutuhkan
manusia lain untuk melakukan proses reproduksi. Manusia akan berusaha
bekerjasama dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat
mereka selesaikan secara individu, banyak contoh dalam keseharian kita.
Sederhananya manusia memiliki pengetahuan dan skil yang terbatas, anggap
memebangun sebuah rumah atau bangunan lain. Pasti manusia akan mencari manusia
lain yang memiliki pengetahuan dalam pengerjaan hal tersebut, seperti agensi
arsitektur, tukang, kuli, agensi konstruksi, dan lain – lain.
Kita ambil contoh lain, hubungan pertemanan. Mengapa anak muda dan orang
dewasa selalu memiliki circle pertemanan mereka sendiri? Jika mereka tidak
memiliki circle atau lingkaran pertemanan apakah mereka akan kesulitan dalam
menjalani hidu sebagai makhluk sosial? Pada dasarnya hubungan atau relasi dalam
pertemanan maupun relasi pada lingkungan lain hanyalah kedok atau tabir
penutup.
Teori manusia sebagai makhluk sosial dikenal juga dengan istilah zoon politicon. Zoon politicon memiliki arti bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lain. ”Aristoteles”
Berdasar teori diatas kerjasama yang dilakukan manusia untuk menjaga
keberlangsungan hidup mereka di dunia haruslah dilakukan dengan individu lain
tidak secara individual. Akan tetapi ada beberapa pandangan tokoh filsafat yang
mampu menyanggah teori tersebut. Diantaranya
adalah Thomas Hyde (1700), Plato (427-347 SM), Descartes
(1596-1650), Leibniz (1646-1716), dan lain – lain.
Salah satu aliran filsafat yang mampu
menyanggah teori manusia adalah makhluk sosial adalah filsafat aliran
vitalisme, yang berbunyi “Bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan/nafsu yang
bersifat irasional”. Vitalisme percaya bahwa seluruh aktivitas atau perilaku manusia pada
dasarnya merupakan perwujudan dari kekuatan non fisik yang tidak rasional dan instingtif. Perilaku manusia merupakan manifestasi dari
kekuatan irasional, keputusan atau perilaku manusia yang “rasional” pada
dasarnya adalah rasionalisasi saja dari keputusan-keputusan yang tidak rasional
tersebut.
Kita ambil contoh sebuah relasi di tempat kuliah. Para mahasiswa menjalin
hubungan dengan mahasiswa lain pada hakikatnya hanya ingin memanfaatkan mereka
yang terjerat dalam relasinya untuk kepentingan individu. Dimana mereka
menyelimuti sebuah niat busuk dibalik teori ”Manusia sebagai mahkluk sosial”. Yang mana keinginan mereka yang irrasional berupa "memanfaatkan sekitar" untuk mencapai tujuan atau keinginan ideal mereka dengan merasionalkannya menggunakan teori "manusia sebagi makhluk sosial".
Karena pada dasarnya manusia hidup hanya untuk memanfaatkan apapun di sekitarnya untuk kepentingan mereka sendiri. ”Nopperabo”
Komentar
Posting Komentar
Silahkan beri pendapat anda pada kolom komentar