KEYAKINAN
"Seseorang bertanya kepada seorang teman,
'Bagaimana jika suatu hari aku melanggar kepercayaanmu?' Teman itu menjawab
dengan santai, 'Membangun kepercayaan padamu adalah keputusanku, membuktikan
bahwa aku salah dalam mempercayaimu adalah keputusanmu'." Dalam interaksi
antara dua individu, terdapat tali yang halus namun kuat yang disebut
kepercayaan. Kepercayaan adalah pilihan yang diambil dengan penuh keyakinan,
saat kita memilih untuk meletakkan hati dan pikiran kita di tangan individu
lain. Namun, terkadang kehidupan menguji kekuatan tali kepercayaan ini. Ketika
individu yang kita percayai melanggar kepercayaan yang telah kita berikan,
siapa yang harus bertanggung jawab?
Jawabannya melambangkan esensi dari sebuah dialog yang
menarik. Seorang teman dengan bijak menyatakan, "Membangun kepercayaan
padamu adalah keputusanku, membuktikan bahwa aku salah dalam mempercayaimu
adalah keputusanmu." Dalam ungkapan ini, terangkai kebijaksanaan yang
mengungkapkan kebenaran tentang tanggung jawab dalam sebuah hubungan yang
didasarkan pada kepercayaan.
Dalam konteks ini, kita dapat memahami bahwa keputusan
untuk mempercayai seseorang adalah tindakan yang murni dari individu yang
memberikan kepercayaan tersebut. Ini adalah langkah penuh keyakinan dan
harapan. Namun, jika kepercayaan itu ternyata disalahgunakan atau dikhianati,
beban membuktikan kesalahan dan memperbaiki keretakan kepercayaan ada pada
individu yang melanggar kepercayaan tersebut. Dalam kata lain, individu yang
melanggar kepercayaan tersebut harus menerima tanggung jawab untuk membuktikan bahwa
kepercayaan itu salah dan mengambil langkah untuk memperbaikinya.
Dalam konteks ini, mencerminkan pentingnya
tanggung jawab dalam membangun, memelihara, dan menjaga kepercayaan. Setiap
individu memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing dalam menjaga
kualitas hubungan yang didasarkan pada kepercayaan. Dalam dunia yang kompleks
ini, pesan ini mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai dan menjaga tali
kepercayaan yang rapuh, yang menjadi dasar hubungan yang kuat dan bermakna.
Dalam relung filsafat eksistensialisme, ungkapan tersebut
memperlihatkan jalinan antara kebebasan dan tanggung jawab yang melekat pada
individu dalam mengukir dan mempertahankan kepercayaan. Sungguh,
eksistensialisme bukan semata aliran pikiran yang memandang eksistensi
individu, kebebasan, dan tanggung jawab sebagai elemen-elemen esensial dalam
menemukan makna hidup.
Begitulah, saat kepercayaan dilemparkan ke medan
perdebatan, pemilihan untuk menaruh kepercayaan di pundak seseorang adalah buah
kebebasan yang ditorehkan oleh individu yang memberikan kepercayaan itu.
Kebebasan ini mengekalkan urgensi bahwa setiap individu memiliki otoritas untuk
merajut keputusan tentang siapa layak diandalkan dan sampai sejauh mana
kepercayaan itu diberikan. Inilah esensi eksistensialisme yang membangun
pijakan pada kebebasan individual dalam mengarungi aliran kehidupan yang
menggelora.
Namun, ketika kepercayaan itu dilanggar, bertanggung
jawablah individu yang mengkhianatinya untuk membuktikan ketidakbenarannya.
Prinsip ini menjelma menjadi salah satu pilar utama dalam eksistensialisme, di
mana setiap individu dipertanggungjawabkan atas tindakan dan keputusan mereka
sendiri. Eksistensialisme menghadapkan individu pada realitas konsekuensi yang
melekat pada tindakan-tindakan mereka, dan dengan demikian menuntut mereka
untuk memikul beban tanggung jawab secara total.
Tak hanya itu, dalam fungsinya yang amat mulia,
eksistensialisme menggarisbawahi pentingnya membangun dan merawat hubungan yang
tulus dan bermakna. Eksistensialisme menitikberatkan pada esensi hubungan
antarindividu dan tanggung jawab moral yang melingkupi interaksi manusiawi.
Oleh karena itu, menjaga kepercayaan yang telah dipercayakan dan memikul
tanggung jawab atas tindakan yang memengaruhi kepercayaan itu, menjadi bagian
integral dari perjalanan hidup yang otentik dan bermakna.
Secara implisit, narasi ini menjalin filsafat
eksistensialisme dengan kebebasan individu dalam memilih untuk menaruh
kepercayaan, tanggung jawab individu dalam memelihara kepercayaan itu, serta
pentingnya hubungan dan tanggung jawab moral dalam ranah antarmanusia. Dalam
menghadapkan kehidupan kampus yang menarik, pesan ini menggelorakan semangat
individu untuk menghayati makna kebebasan, menerima beban tanggung jawab, dan
menganyam hubungan yang autentik di tengah labirin hidup yang memikat ini.
Dalam perjalanan yang menggetarkan hati ini, marilah
kita menjelajahi lautan kepercayaan dengan berani dan bijaksana. Filsafat
eksistensialisme telah memberikan bimbingan yang tak ternilai bagi kita, individu
yang sedang meniti jejak di dunia yang penuh tantangan. Dalam eksistensialisme,
kita menemukan panggilan untuk menjadikan kebebasan sebagai landasan dalam
memilih dan mempercayai. Kita mengambil tanggung jawab atas kepercayaan yang
kita berikan, sementara orang lain memikul tanggung jawab mereka saat
kepercayaan itu dilanggar.
Di dalam labirin kehidupan yang penuh liku, kepercayaan bukanlah sekadar kata-kata atau janji kosong. Ia adalah benang yang menjalin hubungan antarindividu, menerangi jalan kita dengan kehangatan dan kejujuran.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan beri pendapat anda pada kolom komentar