Main Character

 Nopperabo, (2022) berkata, “Act and think like the main character. Because a side character can only provide support, not a solution.

Apa yang anda tangkap? Adakah anda merasa bahwa diri anda hanya karakter sampingan untuk pemeran utama (individu lain) di dunia ini?

Banyak pertanyaan yang hampir sering anda pikirkan seperti, kenapa sih saya kok begini? Mengapa kondisi saya seperti ini? Mengapa ini sulit sekali, adakah sran? Adakah solusi? Mengapa ini lama sekali selesainya? Atau, mengapa ini tidak kunjung usai? Mengapa masalah ini makin parah? Dan lain sebagainya. Apakah begitu?

Anda tidak jarang juga menemui banyak individu berdatangan pada anda, ketika anda membagikan pertanyaan – pertanyaan tersebut di sosial media. Mereka yang berdatangan pasti membawa sejuta simpati dan empati, apakah anda yakin maksud mereka tidak hanya itu saja?

Baik akan saya terangkan sedikit apa itu simpati dan empati :

Simpati merujuk pada perasaan simpati atau kepedulian terhadap keadaan atau perasaan seseorang tanpa benar-benar merasakan atau memahami perasaan tersebut secara mendalam. Sebagai contoh simpelnya, jika seseorang mengalami kesulitan atau kesedihan, orang lain yang merasa simpati akan merasa prihatin dan ingin membantu, meskipun mungkin tidak sepenuhnya mengalami perasaan yang sama.

Sedangkan Empati melibatkan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan atau pengalaman orang lain dengan lebih mendalam. Ini mencakup kemampuan untuk menyelami dan merasakan perasaan orang lain seolah-olah itu adalah pengalaman pribadi. Sebagai contoh, Jika seseorang sedang merasa sedih, individu yang bersikap empati akan mencoba untuk memahami perasaan tersebut dengan merasakannya sendiri dan memberikan dukungan secara lebih pribadi.

Apakah anda menangkap sesuatu? Ataukah anda masih bingung arah dari topik bahasan saya? Mari kita kembali pada topik sekarang.

Seorang karakter utama tidak akan pernah terhindar dari problem, potensi problem akan selalu ada. Akan tetapi karakter utama dalam sebuah cerita akan selalu menghadapai berbagai macam tantangan dalam perjalanannya, untuk mencapai perkembangan signifikan yang harus dimilikinya. Ketika karakter utama tidak mengalami perkembangan atau stack pada levelnya saat ini, ia hanya akan menjadi bahan olok – olok bagi penonton.

Dalam konteks ini siapakah penontonnya? Anda pasti menanyakan hal itu. Dalam kontek ini penontonnya adalah individu lain yang hidup dalam dunia anda. Banyak NPC atau bisa saya katakan Non Player Character, yang bertugas memberi jalan atau membantu perkembangan karakter utama atau MC.

Dari sini saya akan menggunakan istilah MC untuk karakter utama yang akan dibahas dan NPC untuk individu disekitar MC.

Kembali pada topik bahasan . . .

Anda adalah MC dalam kehidupan anda, maka dari itu banyak tekanan yang anda alami. Bukankah begitu? Atau anda malah berfikir bukan sebagai MC di kehidupan anda? Jika begitu, lalu siapa anda? Apakah anda hidup?

Kita ibaratkan dunia sebagai game, dimana anda adalah player, dan individu di sekitar anda adalah NPC. Dimana NPC adalah karakter yang tidak akan peduli dengan apapun yang anda lakukan selama anda sebagai player tidak melakukan kontak dengannya. Rules / peraturan sistem telah memprogram NPC untuk melakukan itu dan anda tidak boleh mempermasalahkan hal itu. Lalu apa hubungannya dengan hidup ini? Apakah anda bertanya seperti itu? Ataukah anda semakin bingung?

Kembali ke topik . . .

Orang / individu lain tidak akan pernah peduli dengan masalah atau kondisi yang sedang anda alamai, apa benar begitu? Bukankah sistem kita hidup sama dengan di game? Jika anda membantah dengan kata ”tidak sama” silahkan beri alasan anda berkata demikian.

Saya lanjut.

Kita hidup hanya untuk berkembang, tidak untuk meratapi suatu kondisi atau sejenisnya. Anda bisa menjalin kontak atau berinteraksi dengan orang sekitar untuk mempercepat proses dan menemukan sebuah solusi. Tapi apakah anda akan selalu mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan apa yang menjadi tugas anda? NPC / karakter sampingan atau lebih tepatnya orang di sekitar anda hanya memberikan solusi dan saran dan hanya sebatas itu.

Sebagai contoh teman dekat anda yang mengerti bahwa anda sedang dalam masa dilema, antara melanjutkan hubungan atau memutus hubungan dengan pasangan anda. Atau kita ibaratkan ketika anda ingin menyerah dalam mengerjakan skripsi. Apakah yang dilakukan teman dekat anda? Kurang lebih bisa saya ibaratkan kata yang keluar dari mulut teman dekat anda hanyalah sebuah dukungan moral, kata – kata penyemangat, dan lain sejenisnya. Tidak menutup kemungkinan memberikan beberapa jalan alternatif untuk menyelesaikan kondisi anda tersebut karena mereka mengerti bahwa anda sudah tidak bisa berfikir jernih lagi. Atau mungkin hanya mengajak anda untuk berlibur sekedar mencari ketenangan. Tapi, apakah mereka membantu anda untuk berhadapan dengan pasangan anda dan memutuskan sesuatu? Ataukah mereka mau mengerjakan skripsi anda yang belum selesai? Tidak.

Mereka hanya sekedar memberikan pandangan untuk anda berfikir dalam menyelesaikan masalah dan kondisi anda, karena anda adalah karakter utamanya. Sangat tidak masuk akal ketika NPC atau karakter sampingan ikut campur melebihi hal itu, tapi terkadang ada juga yang seperti itu. Lalu akan sampai kapan anda menelan semua itu tanpa anda proses?

Saya ambil contoh, tren bunuh diri yang sedang populer saat ini. Atau bisa ambil tren dimana orang jahat berawal  dari orang baik yang tersakiti. Apa kira – kira yang ada di benak anda saat ini? Apakah anda mendapatkan gambaran tentang suatu hal? Jika anda masih bingung, itu pertanda anda berkembang sebagai karakter utama.

Tidak ada yang salah dengan mencari solusi atau alternatif penyelesaian dari individu lain. Tapi proses semua itu, jangan anda makan mentah – mentah semua itu. Jika anda memakan semua itu tanpa proses penyaringan, maka akan berpotensi mengubah pola pikir anda secara permanen. Dan tidak menutup kemungkinan akan merubah pribadi anda juga secara keseluruhan. Dan kemungkinan paling parah adalah jati diri anda akan tercuri sebesar 25,6%, mengapa demikian? 25,6% tersebut merupakan pola pikir, gaya hidup, dan cara anda menyelesaikan sesuatu. Bingung?

Saya jabarkan sedikit, kenapa tren tersebut buming? Bukankah bunuh diri dan mengubah pribadi jadi jahat tidak menyelesaikan masalah? Dan potensi lahirnya masalah baru akan lebih besar? Kita ambil contoh bunuh diri, dimana ketika anda melakukan itu dalam semua kitab suci berbagai agama telah dilarang? Bukankah ketika larangan dilanggar hanya berbuah sanksi? Lalu saya mabil contoh anda berubah menjadi jahat karena anda sering tersakiti, bukankah setiap apa yang ada di dunia ini bukan milik anda? Lantas mengapa anda merasa tersakiti dengan yang bukan milik anda? Apakah anda mulai memikirkan sesuatu?

Benar, tidak semua mereka yang datang dengan simpati dan empati pada anda di sosial media tidak menginginkan sesuatu dari anda. 38,9% mereka menginginkan timbal balik dari anda. Saya beri gambaran sederhana, katakanlah anda seorang wanita yang sedang dalam masa ”galau” akibat gagal move on. Posting hal tersebut. Apa yang terjadi?

Ya benar, setiap akun pria yang mengikuti anda dan tahu kondisi anda melalui postingan akan berdatangan melalui chat atau DM. Apakah saya salah? Apakah ada kemungkinan akun – akun tersebut tidak menghubungi anda? Memang ada, dan potensinya hanya 12,3%. Jika anda tidak menghentikan hal tersebut, anda akan mulai berfikir bahwa tidak ada yang mampu mengerti pemikiran nda selain mereka, dan akan mulai emosi jika orang tua atau saudara yang datang untuk memberikan alternatif pemecahan.

Mereka yang datang pada anda di sosial media tidak memberikan alternatif pemecahan yang sebenarnya, dalam artian mereka hanya mengikuti alternatif penyelesaian masalah sesuai dengan yang ego anda inginkan. Karena pada dasarnya mereka hanya ingin mengambil keuntungan dari kondisi anda untuk mendapatkan tempat di hati anda.

Bedakan dengan orang tua atau saudara yang notabennya tidak ada keuntungan yang dapat diambil dari anda, mereka akan memberikan alternatif penyelesaian yang sedikit extream dan berpotensi 24% mendapat penolakan dari ego anda.

Disini penyelesaiannya adalah bertindaklah sebagai karakter utama yang berfikir, dan bertindak untuk dirinya sendiri dan atas kemauannya sendiri, jangan terkendali dengan berbagai alternatif pemikiran dan penyelesaian dari orang lain. Dengan demikian, kesimpulan dari narasi ini adalah pentingnya mengambil peran sebagai karakter utama (MC) dalam kehidupan sendiri. Meskipun ada banyak dukungan, simpati, dan empati dari karakter sampingan (NPC) atau individu di sekitar, tanggung jawab untuk menghadapi tantangan, mencari solusi, dan berkembang ada pada diri sendiri. Proses penyaringan terhadap solusi atau saran dari orang lain menjadi kunci untuk menjaga integritas pola pikir dan jati diri, sambil memahami perbedaan antara simpati dan empati. Narasi juga menyoroti bahwa tren-tren seperti bunuh diri atau perubahan kepribadian ekstrem tidaklah menyelesaikan masalah, dan mencari solusi yang ekstrem hanya akan membawa penolakan dari ego. Oleh karena itu, hidup ini adalah perjalanan pengembangan diri yang terus-menerus, dan kita sebagai karakter utama harus siap menghadapi setiap tantangan dengan kepala tegak dan pemikiran yang kritis.

Silahkan tulis pendapat anda di kolom komentar . . .

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seven Deadly Sins

Hujan

Pembantu?