Iri (Envy)

 Brown, C. (2002). Dalam jurnal "Dosa dalam Mitos: Analisis Legenda 'Bayangan Jiwa Terkutuk," Dosa (Envy) adalah salah satu dari tujuh dosa pokok dalam tradisi Kristen, yang juga dikenal sebagai "tujuh dosa mematikan." Dalam bahasa Inggris, dosa ini disebut "Envy." Envy merujuk pada perasaan tidak puas dan iri terhadap keberhasilan, prestasi, atau kebahagiaan orang lain. Ini adalah bentuk keinginan yang merusak, di mana seseorang merasa tidak senang dengan keberhasilan atau kebahagiaan orang lain dan bahkan mungkin berharap agar mereka mengalami kegagalan atau penderitaan.

Envy melibatkan perasaan ketidakpuasan terhadap diri sendiri dan keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain. Hal ini dapat mengarah pada perilaku merusak seperti mencemooh, mengkritik, atau merugikan orang lain dalam upaya untuk menyeimbangkan perasaan iri hati. Dalam beberapa tradisi keagamaan, Envy dianggap sebagai dosa karena dapat merusak hubungan sosial dan menghalangi pertumbuhan spiritual.

Kutipan dari jurnal diatas menggambarkan bahwa Sin of  Envy sangat mempengaruhi pola pikir kita.

Kembali lagi dalam forum saya kali ini, sempat saya mengikutisebuah siaran di media internet dimana itu membahas topik “broken home tidak selalu broken”. Memang benar adanya topik tesebut, adanya broken home dan individu terdampak akan mengalami kehancuran mental dan mampu sembuh, tapi dengan pola pikir yang baru. Karena setiap penyelesaian dari broken home setiap individu unik, maka dari itu tidak heran jika individu yang berhasil survive dari broken home memiliki pribadi yang tahan banting jika dalam konteks positif, sedang dalam konteks negatifnya individu tersebut survive dengan mental yang sangat lemah dan plinplan.

Tapi pembahasan kali ini saya tidak mengambil topik broken home, karena 50% akan bisa dikategorikan mencuri ide orang, karena saya juga belum mengantongi ijin dari pihak terkait.

Topik bahasan kali ini lebih mengarah pada kehidupan romansa anda, apakah anda mulai berpikir jika saya sok tahu atau sok pintar? Dengan semua pembahasan dan tulisan saya, apakah anda berfikir jika saya orang yang paling tersakiti? Atau sejenisnya? Jika tidak lantas mengapa anda begitu membenci saya? Ataukah anda tidak begitu? Sebenarnya saya mengkhawatirkan semua pikiran buruk pembaca terhadap saya, saya sebenarnya mengajak anda para pembaca setia saya untuk sedikir mulai berfikir bahwa semua yang nyata anda lihat dan anda alami sebenarnya bukanlah kenyataan.

Sekarang anda terjebak dengan kata gamon istilah populernya, gagal move on? Apa itu? Bagi yang baru mendengar istilah ini saya beri gambaran singkat.

Gamon / gagal move on adalah kondisi dimana anda masih menginginkan masa lalu untuk terulang kembali.

Simpelnya dalam konteks apapun itu, gamon tidak hanya dikaitkan dengan hubungan romansa tapi juga bisa dikaitkan dengan berbagai konteks. Saya ambil contoh dalam hubungan romansa saja, agar anda lebih mudah memahami. Ketika seorang individu masih terjebak dengan kenikmatan masa lalu dan terus menghayal bahwa dimasa yang sekarang ia bisa mewujudkan kenikmatan masa lalunya, maka individu tersebut sudah mulai tenggelam dalam Sin of Envy.

Konsep dari Sin of  Envy adalah dimana anda mulai menginginkan kondisi ideal anda dimasa lalu terwujud sekarang, lalu anda akan mulai merasa bahwa kondisi anda yang sekarang tidak bisa seideal kondisi masa lalu anda, dan berakhir dengan anda tidak bersyukur dengan kondisi anda di masa sekarang juga akan berujung mengkhawatirkan masa depan. Simpelnya anda akan tenggelam dengan rasa tidak akan akan pernah puas dengan pencapaian yang sebenarnya telah anda dapat.

Dalam konteks hubungan romansa, ketika seseorang terus-menerus terpaku pada kenangan masa lalu dan merindukan momen indah yang pernah dialami, hal ini dapat mencerminkan adanya Sin of Envy. Perasaan ini muncul ketika individu tersebut tidak puas dengan keadaan hubungan atau kondisi saat ini dan merindukan kebahagiaan yang mereka alami di masa lalu.

Konsep Envy dalam hal ini menunjukkan bahwa perasaan tidak puas terhadap keadaan sekarang dapat mengakibatkan kurangnya rasa syukur dan bahkan kekhawatiran terhadap masa depan. Individu tersebut mungkin merasa bahwa kebahagiaan yang pernah mereka miliki di masa lalu tidak dapat diulang atau dicapai dalam hubungan saat ini, dan hal ini dapat merusak keharmonisan hubungan serta mempengaruhi kesejahteraan psikologis.

Apakah anda sudah mulai bisa menangkap sesuatu? Atukah anda semakin bingung? Jika anda bingung, itu pertanda anda semakin berkembang.

Saya lanjutkan . . .

Apakah anda pernah merasa jika anda butuh waktu berdamai dengan masa lalu anda? Apakah anda pernah berfikir jika ingin menjalin hubungan dengan orang baru dalam konteks romansa, anda harus benar – benar sembuh dulu dari masa lalu anda? Apakah anda pernah berfikir, jika menjalin hubungan romansa dengan seseorang sebelum berdamai atau move on dari masa lalu itu salah? Apakah gamon itu sebuah kesalahan? Lantas mengapa anda nekat menerobos jika anda belum move on dari masa lalu anda? Bukankah hal itu akan berpotensi menimbulkan Envy dalam diri anda dan akan memicu ketidakpuasan dalam hubungan yang anda jalani tersebut? Baik dari sisi pasangan anda atau pun dari sisi anda akan merasakan sebuah ketidak nyamanan? Apakah kenyamanan yang dipaksakan akan selamanya berhasil?

Anda akan merasa mulai bersalah dengan pilihan anda yang paksakan, lantas bagaiaman caranya? Habiskan rasa itu. Dalam artian, ketika anda masih menyimpan rasa suka dengan mantan anda di masa lalu, yakinkan diri anda bahwa semua itu telah berlalu dan tidak ada kemungkinan itu akan terwujud dengan wujud yang sama lagi. Memang benar anda menjadi labil dan terkesan bingung dengan apa yang anda rasakan sekarang.

Pada dasarnya ketika dimasa lalu anda merasa hancur dan merasakan bahwa anda menempati kondisi ideal anda, dimana anda tidak terbebani dengan berbagai macam urusan dan tanggung jawab yang berat. Saat itu anda menjalaninya dengan santai, tapi seiring berjalannya waktu, anda mulai bergantung dengan teman dan orang sekitar anda yang anda anggap menyelamatkan hidup anda dari kehancuran. Lihat sekarang, apakah anda masih sama dengan didampingi dengan orang yang sama? Mengapa anda bersikap demikian? Kemana komitmen anda?

Anda sekarang mulai menjalani kehidupan yang rumit seperti tulisan saya, lantas mengapa anda tidak menikmatinya seperti anda menikmatinya dimasa lalu? Mengapa anda terpaku dengan pencapaian – pencapaian yang sangat tidak nyata? Anda sendiri tidak bisa menjamin kapan anda mulai bisa berkomitmen dengan sesuatu, anda sekarang sedang mengejar sebuah kebebasan seperti kebebasan dimasa lalu anda. Apakah itu yang membuat anda tidak bisa memutuskan untuk mengambil sebuah komitmen?

Dalam konteks "Sin of Envy" atau dosa iri dalam memandang komitmen, hal tersebut bisa terjadi ketika seseorang merasa iri terhadap komitmen atau keberhasilan orang lain dalam suatu hubungan atau tujuan. Mungkin ada perasaan tidak puas atau cemburu karena melihat orang lain memiliki hubungan yang stabil atau mencapai kesuksesan dalam komitmen mereka. Anda merasa bahwa diri anda tidak seharusnya terjebak dalam kondisi ini atau mengalami kondisi ini.

Anda akan selalu merasa bahwa pencapaian yang anda dapat sekarang bukanlah sebuah pencapaian, melainkan sebuah takdir yang memang seharusnya anda dapat. Kenapa anda tidak mencoba berfikir bahwa pencapaian yang telah anda dapat sekarang adalah buah dari rasa syukur anda dengan tetap bertahan hidup? Apakah anda pernah berfikir bahwa pencapaian dan komitmen dalam sebuah hubungan adalah hal yang bertolak belakang dengan keinginan anda yang sekarang? Bahkan anda terkadang berfikir bahwa komitmen dalam hubungan adalah sebuah penghalang dalam anda mencapai pencapaian yang and arencanakan? Kurang lebih pasti anda berfikir jika anda memilih untuk berkomitmen dalam sebuah hubungan romansa adalah sesuatu yang mampu menggeser prioritas utama anda? Prioritas utama anda itu menggunakan standart mana? Menggunakan apa untuk mengukur bahwa prioritas utama anda adalah memang benar – benar sebuah prioritas yang nyata? Apakah prioritas itu tidak akan bertambah lagi? Lantas komitmen apa yang anda inginkan dalam sebuah hubungan, agar bisa mendukung keinginan anda untuk mencapai planing anda?

Anda selalu menginginkan lebih, lebih, dan lebih dari yang anda peroleh sekarang. Karena anda tidak puas dengan pencapaian orang di sekitar anda. Anda sering menemui pasangan teman atau orang terdekat anda bersikap posesif atau berlebihan mengekang dalam hubungan, lalu juga ada yang biasa saja dalam menjalani hubungan. Apakah itu semua akan anda masukkan kedalam hubungan yang anda buat sekarang? Apakah anda tidak bisa menikmati saja hubungan yang sedang anda jalani tanpa membandingkannya dengan semua itu?

Dalam penutup, mari kita mengakhiri perjalanan refleksi ini dengan pemahaman bahwa Envy bukanlah teman yang baik dalam hubungan romansa. Dengan menyadari dan mengatasi perasaan iri terhadap masa lalu atau keberhasilan orang lain, kita membuka pintu untuk menemukan kebahagiaan yang sejati. Komitmen bukanlah penghalang, melainkan fondasi untuk membangun hubungan yang kokoh dan memenuhi. Mari bersyukur atas pencapaian dan kondisi saat ini, sambil terbuka terhadap perubahan dan pertumbuhan yang dapat membawa kita menuju kebahagiaan yang lebih dalam. Hidup bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi dengan pandangan yang positif dan komitmen yang tulus, kita dapat menciptakan cerita cinta yang sesuai dengan kita masing-masing. Selamat menghadapi setiap langkah dengan penuh keyakinan dan rasa syukur!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seven Deadly Sins

Pembantu?

Hujan