Keinginan Manusia Untuk Memiliki

Kembali lagi bersama saya, bagaimana kabar anda hari ini? Apakah anda baik – baik saja? Saya harap anda dalam kondisi yang baik – baik saja dan sedang tidak dalam suatu masalah. Mungkin diantara anda ada yang pernah mempertanyakan sesuatu prihal, mengapa dia berusaha mendekati anda? Mengapa dia berusaha agar anda menerima perasaannya? Apakah effort yang dilakukannya untuk anda memiliki tujuan meminta imbal balik dari anda? Bukankah dia melakukan semua itu hanya untuk memiliki apa yang ada pada diri anda namun tidak ia miliki?

Untuk mengawali narasi pada kesempatan kali ini, saya singgung pernyataan dari seorang filsuf Jerman, Arthur Schopenhauer, (1860), relasi bukanlah masalah hubungan timbal balik antara dua manusia. Tapi keinginan untuk memiliki apa yang tidak mereka miliki. Dalam konteks kutipan tersebut, Schopenhauer berbicara tentang sifat manusia dalam hubungan interpersonal. Ia mengungkapkan bahwa relasi antarmanusia sering kali bukanlah tentang hubungan timbal balik yang seimbang atau saling menguntungkan, tetapi lebih tentang keinginan manusia untuk memiliki atau mendapatkan sesuatu yang mereka anggap mereka tidak miliki. Schopenhauer melihat hubungan manusia sebagai didorong oleh dorongan-dorongan egois dan keinginan akan kepuasan pribadi. Orang seringkali terfokus pada apa yang mereka inginkan dari hubungan tersebut, bukan pada kesetiaan atau dukungan yang mereka berikan kepada orang lain. Dalam konteks ini, relasi lebih merupakan alat untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pribadi daripada sebuah kemitraan yang sejati.

Pemikiran ini menggambarkan pandangan pesimistis Schopenhauer terhadap sifat manusia dan hubungan sosial. Ia percaya bahwa manusia cenderung egois dan terjebak dalam dorongan-dorongan nafsu, yang seringkali menghasilkan konflik dan ketidakpuasan dalam hubungan antarpribadi. Apakah anda sudah mulai menangkap sesuatu? Apakah anda mulai mengarah pada suatu gender ketika menjawab pertanyaan – pertanyaan tadi? Apakah anda mulai berfikir bahwa pertanyaan saya ditujukan untuk kaum wanita? Apakah anda mulai berfikir jika saya ingin mengarah pada tindakan seorang pria yang ingin medekati targetnya?

Saya terus terang tidak ingin berfokus pada gender wanita maupun pria. Dalam narasi saya saat ini, saya hanya akan mengurai panorama pengetahuan yang jarang diketahui oleh para wanita. Mengapa saya bisa berkata demikian? Memang banyak wanita yang berpendidikan tinggi dan bahkan memiliki pemikiran dewasa di luar sana. Pernahkah anda berfikir jika wanita yang notabennya ingin dianggap tahu segalanya, pada dasarnya hanya menutupi ketakukan mereka?

Jika anda adalah seorang pria dan membaca narasi saya, anggap saya hanya membual, namun jika anda adalah seorang wanita yang membaca narasi saya, tolong pikirkan lagi dengan lebih hati – hati, bisa saja ada sebuah pemahaman yang belum pernah anda pikirkan selama ini, meski anda sempat memiliki banyak mantan. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa pria juga memiliki banyak mantan, bukankah begitu?

Baik, saya akan masuk pada topik utama. Saya ambil perumpamaan, misalkan anda adalah wanita dan yang sedaang kita bahas adalah pria. Pernahkah anda berfikir tentang motif apa yang mendorong seorang pria mendekati anda? Pernahkah anda berfikir jika itu tercapai, dan anda berhasil dia dapatkan, seberapa besar potensi problem anda dimasa depan nanti jika nada belum memahami sepenuhnya motif dia?

Saya berasumsi bahwa motif pria mendekati wanita kurang lebih sama seperti ungkapan dari Arthur Schopenhauer. Dan setelah saya lakukan surfei kecil tentang bagaimana seorang wanita menerima seorang pria, dengan menyebar beberapa quisioner pada sosial media, kebanyakan dari wanita, yakni 70 orang dari 100 responden hanya menilai dari seberapa besar dan seberapa banyak effort yang pria itu berikan pada mereka. Mengapa demikian? Karena kesungguhan menurut mereka adalah kunci dalam menentukan penerimaan.

Namun, dalam konteks ini apakah anda yakin jika pria yang anda pilih akan selamnaya melakuakan effort dan pengorbanan sebesar itu kedepannya? Bukankah anda sudah mulai merasakan beberapa perbedaan selama masa pendekatan awal dengan masa pacaran? Bahkan bagi mereka yang telah melangkah lebih jauh dari sekedar ubungan pacaran juga merasakan perbedaan itu. Mengapa bisa demikian?

Motif pria dalam mendekati wanita sebenarnya hanya ada 2, yaitu penasaran, dan ingin memiliki apa yang tidak bisa pria lain miliki.

Dari 2 motif tersebut mari kita urai motif pertamanya, dimana pria hanya penasaran dengan wanita yang menjadi targetnya. Loh kok bisa? Ya jelas bisa, kerena penargetan seorang pria biasanya didasarkan dari, seberapa menantang target tersebut (sesulit apa untuk mendapatkannya), seberapa banyak pria yang menargetkan wanita tersebut, seberapa misterius wanita yang mereka incar, dan mengapa banyak yang menyukainya. Jika anda merasa tidak memiliki 5 poin dasar tersebut, biasanya anda memiliki sisi menarik yang hanya dia ketahui yang mana itu memicu rasa penasarannya.

Saya ambil contoh, ketika tiba – tiba anda mendapatkan chat atau dm random dari orang di sosial media, apa yang menyebabkan dan apa yang mendorong mereka untuk menghubungi anda? Padahal anda tidak mengenalnya, bahkan jika anda mengenalnya, anda tidak akan menyangka dorongan apa yang membuatnya menghubungi anda? Apakah mungkin karena relasi dalam sebuah organisasi? Atau hanya relasi kerja? Yang saya maksud disini adalah bukan tentang relasi atau sejenisnya, relasi dan sejenisnya hanya sebagai tunggangan untuk memperlancar kebutuhan mereka dalam mendekati dan mendapatkan anda.

Pria yang notabennya bukan kenalan anda di dunia nyata, berani menyapa anda di sosial media. Dan mereka hanya bermodalkan foto anda pada postingan anda, bukankah anda seharusnya curiga? Memangnya anda bisa curiga, jika pria tersebut good looking dan jaraknya dari anda tidak terlalu jauh juga bisa anda anggap aman untuk bertemu secara offline, apakah anda akan menemuinya? Jika anda diajak ketemu? Bukankah anda terkadang juga penasaran mengapa mereka menghubungi anda tanpa tujuan yang berhubungan dengan karier anda? Atau sedang berhubungan dengan bisnis tau pekerjaan kantor?

Lantas mengapa anda baik – baik saja dengan hal itu? Maksud saya, anda disapa dan diajak kenalan oleh berbagai macam pria di media sosial, atau bahkan pria yang tidak memiliki keberanian hanya akan berkomentar atau memberi like pada setiap aktifitas anda di sosmed? Apakah anda berfikir jika saya mulai berbicara ngawur dan tanpa tujuan? Coba anda pikirkan lagi, mengapa mereka berani melakukan itu dengan bermodalkan pengetahuan tentang data diri anda hanya dari postingan anda? Bukankah itu termasuk judi? Mereka hanya mengandalkan hoki.

Dimana anda dinilai cantik dan rupawan secara fisik oleh mereka dan mereka mulai meghubungi anda setelah memperhatikan setiap postingan anda. Apakah itu tidak menyeramkan? Apakah anda baik – baik saja dengan itu? Sebenarnya mereka hanya ingin tahu seberapa anda merespon mereka selaku orang yang baru anda temui. Jika anda memberikan respon yang layak, mereka akan baru melakukan aksi mereka untuk lebih dekat dengan anda. Dalam masa tersebut, usahakan anda menguras habis semua miliknya, bukan matre, bukan gila harta, tapi itu kesematan anda untuk membuktikan dia kuat secara finansial atau tidak. Sesuaikan dengan kebiasaan anda sebelum anda bertemu dengan pria yang mendekati anda.

Ibarat begini, jika anda sebelum mengenalnya sudah bisa membeli secangkir kopi dengan harga 50 ribu dan satu setel pakaian dengan harga 500 ribu, maka minta dia mengikuti kebiasaan anda tersebut. Ajak dia membeli kopi ditempat langganan anda, ajak dia membeli pakaian copel toko baju langganan anda. Hanya sebtas itu, baru kita lihat, split bil atau dia yang menanggu itu semua. Lakukan itu selama 7 hari penuh, maka anda akan melihat rasa penasaran dia akan terpuaskan dengan gaya hidup anda yang terkesan mewah.

Lanjut pada motif ke dua, dimana anda dia nilai sulit untuk didapatkan oleh pria sembarangan. Jadi dia yang notabennya adalah merasa bukan orang sembarangan merasa mampu untuk mendapatkan anda. Mengapa saya berasumsi demikian? Bukan saya bermaksud melebih – lebihkan, tapi memang kenyataan seperti itu. Terkadang wanita dengan postingan terbatas dan hanya sering menampilkan insta story saja, lebih mereka asumsikan anda bukan orang yang bisa didapatkan oleh pria random tanpa sebuah kejelasan latar belakang. Terkadang pria juga sangat handal dalam menerka sesuatu dalam diri wanita berdasarkan postingan di sosmed saja.

Mereka melihat dari kecenderungan anda dalam memilih suasana dalam postingan anda. Hanya itu modal mereka dalam melakukan analisa. Tapi saya yakin selama ini anda selalu mengabaikan mereka karena anda yakin bahwa rasa penasaran mereka berakibat buruk pada diri anda.

Tapi taukah anda tentang motif ke tiga dibalik itu? Apakah anda pernah berfikir, bahwa diri anda terkadang tidak sesuai dengan kriteria seseorang? Apakah anda berfikir bahwa diri anda jelek? Apakah anda berfikir bahwa diri anda tidak layak untuk dia?

Pernahkah anda berfikir jika pria mendekati anda hanya menginginkan sesuatu hal yang tidak bisa dia dapat dari wanita selain anda? Pernahkah anda berfikir demikian?

Pada dasarnya pria hanya menginginkan sentuhan fisik, tidak ada kepuasan puncak dari sebuah hubungan selain kepuasan fisik karena itu adalah kebutuhan dasar dari seorang pria. Dimana pria bisa mencari selain sentuhan fisik dari seorang wanita dengan mandiri. Seperti jalan – jalan, berlibur, berkendara, menikmati hasil kerja keras selama ini dengan mandiri pun bisa. Mereka habiskan uang secara mandiri itu pun bisa. Bagaimana jika semua kebutuhan finansial dan lainnya mampu mereka penuhi secara mandiri? Lantas apa yang tidak bisa mereka penuhi secara mandiri?

Banyak wanita yang tidak akan mudah melepas tubuh nya untuk pria yang baru mereka temui, itu adalah naluri alami seorang wanita. Bagaimana jika anda merasa nyaman dengan pelayanannya? Apakah anda akan meberikan apa yang pria minta? Dengan catatan anda mendapatkan semua yang anda inginkan?

Mari saya ambil contoh, ketika anda mengajak pria yang meripakan pacar anda ke suatu tempat, katakanlah taman, cafe, tempat nongkrong, tempat makan, dan sejenisnya. Yang notabennya tempat – tempat tersebut merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh orang – orang yang memiliki kecukupan finansial. Bagaimana menurut anda? Apakah pakaian dan kebiasaan orang – orang tersebut cukup membuat anda tertarik untuk melihat mereka secara sekilas? Apakah anda bingung dengan maksud saya?

Disini maksud saya, ketika pria anda melihat secara sekilas wanita disekitar nya ketika anda dan pria anda sedang mengunjungi suatu tempat dengan kondisi dan suasana yang modern. Apakah anda tidak bertanya apa yang sedang mereka perhatikan? Apakah anda tidak menanyakan apa yang dia perhatikan dari wanita tersebut? Apakah anda masih bingung? Apakah anda mulai menangkap sesuatu?

Anggap anda saat itu sedang tidak memperhatikan pria yang merupakan pacar atau pasangan anda, kita anggap kalau anda sedang fokus pada ponsel anda. Kita anggap pria anda lebih tertarik dengan penampilan wanita yang sedikit lebih terbuka dan lebih sexy secara kriteria pria anda. Bukankah pria anda sudah memiliki anda sebagai pasangan atau pacarnya? Pelayanan apa yang kurang menurut pria anda sehingga dia melirik wanita lain?

Itulah yang saya anggap sebagai penyebab ke 3, mengapa pria ingin mendekati seorang wanita. Ya, karena dia ingin mendapatkan sesuatu yang tidak ia dapatkan dari wanita lain. Mengapa anda dijadikan targetnya? Mungkin secara analisa dia, anda dianggap mudah untuk didapat hanya dengan sedikit umpan. Apakah anda pernah berfikir demikian? Apakah anda sudah mulai bisa menangkap maksud dari apa yang sedang saya bicarakan?

Saya ambil contoh, dari seorang teman yang mengetahui bahwa tipikal wanita idaman dari pacarnya adalah wanita taat agama dengan pakaian atau outfit yang menutup aurat atau bisa kita bilang tertutup. Dimana notabennya teman saya adalah wanita yang memiliki jiwa bebas dalam hal berpakaian dan tidak terikat dengan aurat dan sejenisnya. Bukankah dari sini kita harusnya sudah mulai memahami suatu hal?

Teman saya dibandingkan dengan wanita yang sejak kecil mendapatkan arahan dan pendidikan dari lingkungan rumah bahwa berpakaian ditempat umum harus tertup dan sejenisnya jelas sangat berbeda. Lantas mengapa pria teman saya lebih memilih teman saya yang notabennya tidak sesuai dengan kriteria pria tersebut? Jelas, hal ini dikarenakan jika pria tersebut berpacaran dan menjalin hubungan dengan wanita yang sesuai dengan kriteria dia, maka dia tidak akan mendapatkan sentuhan fisik seperti yang dia harapkan. Mengapa demikian? Hal itu disebabkan, tidak semudah itu wanita anda dapatkan sepenuhnya. Sekarang sering saya dapati orang melakukan konsultasi secara ringan dengan saya dengan topik ”pria red flag atau green flag”. Dimana kasus yang saya temui semuanya hampir sama.

Jika pria hanya menginginkan fisik dari seorang wanita lantas mengapa ada hubungan FWB?

Itu sah sah saja karena sama – sama butuh akan sentuhan dan kasih sayang yang diwujudkan secara fisik. Jika kasusunya tidak saling butuh? Bagaimana menanggapinya? Kita ibaratkan teman wanita saya yang tadi.

Dia mengatakan jika prianya sering membuat postingan yang secara tidak langsung oleh teman saya diartikan sebagai sindiran halus atau membandingkan secara tidak langsung. Setelah postingan tersebut diketahui oleh teman saya, dan meminta kejelasan, teman saya hanya mendapatkan jawaban jika itu hanya postingan tidak lebih. Apakah anda mulai curiga? Pada suatu waktu juga sempat pria itu menceritakan bahwa mantanya bisa segala hal termasuk hafal isi dari kitab sucinya, sehingga membuat teman saya mulai minder akan hal tersebut. Anda tahu respon pria itu ketika melihat teman saya minder? Ya, dia hanya mengatakan bahwa apapun kekurangan teman saya akan dia terima, karena semua individu itu unik. Bukankah anda makin curiga disini? Mengapa pria itu menciptakan kondisi agar teman saya merasa minder dan merasa rendah diri?

Dengan kehadiran pria itu, teman saya merasa terakui dengan segala kekurangannya, dan membuat teman saya berfikir bahwa kebangkitan dari rendah dirinya disebabkan oleh dukungan dari pria tersebut. Bukankah itu cukup menakutkan? Apakah anda sering terjebak dalam kondisi seperti temansaya? Diaman pria selalu effort diawal dengan maksimal dan hampir all in, karena pada akhirnya anda dituntut untuk membalas semua itu.

Jika pria melakukan effort secara brutal atau bahkan anda anggap itu sebuah nilai plus, lantas mengapa anda menyesal dengan tuntutan yang dia ajukan di pertengahan atau masa klimaks dari sebuah hubungan?

Green flag atau red flag itu kondisional, bergantung bagaiamana penilaian anda, tidak setiap pria melakukan effort secara penuh dan all in itu memiliki tujuan lain. Tapi bisa kita anggap dia punya, mengapa demikian? Ya, karena dia bersikeras dan ngotot istilahnya dalam memberikan effort kepada anda. Pria yang terlihat green flag diawal pun akan menunjukkan red flagnya ketika dia mulai berhubungan dengan mantannya lagi dengan dalih hanya sebagai teman. Memang ada hubungan seperti itu dengan mantan, tapi meski memiliki batasan, tidak menutup potensi tumbuh benih – benih cinta diantara mereka yang telah menjadi mantan.

Dengan demikian, dapatlah kita simpulkan bahwa dinamika hubungan antara pria dan wanita sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai motif dan faktor. Sementara setiap individu memiliki keunikan dalam pendekatan dan preferensi mereka, penting bagi kita semua untuk memahami bahwa komunikasi yang jujur dan penghargaan terhadap diri sendiri adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan. Seiring dengan itu, kita juga harus mampu mengenali tanda-tanda green flag dan red flag untuk melindungi diri dan memastikan hubungan yang sehat dan berkelanjutan.

Saya harap narasi ini dapat membuka wawasan dan memunculkan pemikiran yang mendalam tentang kompleksitas hubungan manusia. Mari kita semua terus belajar dan tumbuh, baik dalam mengenali diri sendiri maupun orang lain, untuk menciptakan hubungan yang membangun dan bermakna.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seven Deadly Sins

Hujan

Pembantu?