Transmutasi Alkimia
Untuk
mendapatkan sesuatu, seseorang harus menawarkan sesuatu sebagai balasannya. Apakah anda pernah mendengar ungkapan tersebut? Apakah
anda pernah mendengarnya dari seseorang? Apakah anda pernah menjumpai ungkapan
tersebut dalam sosmed? Atau bahkan anda pernah mendengar, membaca, melihatnya
dalam sebuah serial film?
Dalam serial Jujutsu Kaisen, (2024) dijelaskan bahwa untuk
memperoleh kekuatan magis atau energi terkutuk, seseorang harus memberikan
sesuatu sebagai gantinya. Tetapi, ini bukan sekedar memberi, tetapi juga
menerima risiko atau konsekuensi tertentu. Misalnya, dalam serial Jujutsu
Kaisen, untuk menggunakan energi terkutuk, pengguna harus bersedia menghadapi
risiko atau bahkan membuat pengorbanan tertentu. Ini bisa berupa emosi negatif,
seperti rasa takut atau kemarahan yang besar, atau bahkan menghadapi bahaya
fisik. Lebih jauh lagi, ada kemungkinan pembatasan pada diri sendiri, seperti
batasan waktu atau kemampuan yang berkurang setelah menggunakan kekuatan
tersebut. Namun, meskipun risiko ini mungkin terdengar menakutkan, dengan
menerima semua itu, mereka yakni pengguna bisa mengaktifkan kekuatan atau
energi terkutuk dengan lebih efektif. Jadi, pada intinya adalah bahwa untuk
mendapatkan sesuatu yang istimewa, seseorang harus siap memberikan sesuatu yang
sepadan atau bahkan lebih.
Pada sebuah serial film lain yaitu Fullmetal Alchemist:
Brotherhood, (2009) juga dijelaskan Hukum Pertukaran Setara. Dimana ketika anda
menginginkan sesuatu dengan harga 10 poin, maka anda harus membayar dengan
sesuatu yang bernilai 10 poin juga. Apakah anda memahaminya? Apakah anda malah
bertambah bingung? Konsep sederhananya adalah mutlak, sesuatu tidak dapat
dibuat dari ketiadaan. Untuk menciptakan sesuatu, benda lain yang bernilai sama
harus dipertukarkan dan kemudian hilang. Hukum Pertukaran Setara adalah versi
fiksi dari Hukum Pertama Termodinamika, yang menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat diubah. Cahaya bisa menjadi
panas, listrik bisa menjadi suara, dan sebagainya. Dalam Fullmetal Alchemist ,
Pertukaran Setara didasarkan pada dua hukum dasar, Konservasi Massa dan
Konservasi Providence.
Apa itu Konservasi Massa dan Konservasi Providence? Konservasi
Massa adalah prinsip dalam ilmu kimia yang menyatakan bahwa massa total dari
zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia tidak berubah selama reaksi
tersebut. Dengan kata lain, jumlah massa dari reaktan harus sama dengan jumlah
massa produk dalam suatu reaksi kimia tertentu. Sedangkan Konservasi Providence
adalah prinsip dalam fisika yang menyatakan bahwa kuantitas total energi dalam
sebuah sistem terisolasi akan tetap konstan seiring waktu. Ini berarti energi
tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, tetapi hanya dapat berubah bentuk dari
satu bentuk ke bentuk lainnya.
Pada
Hukum Kekekalan Massa menyatakan bahwa suatu benda tidak dapat diciptakan dari
ketiadaan dan jika didekonstruksi, benda tersebut akan tereduksi menjadi
komponen-komponen yang jumlah massanya sama. Misalnya suatu benda bermassa
satu gram hanya dapat diubah menjadi benda yang bermassa sama dengan satu
gram. Jika suatu benda seberat satu gram didekonstruksi, prosesnya akan
menghasilkan komponen-komponen yang jumlahnya sama dengan berat yang sama. Untuk Hukum
Penyelenggaraan Alam itu sendiri menyatakan
bahwa benda-benda yang tersusun dari bahan atau unsur tertentu hanya dapat
diubah menjadi benda-benda yang komposisinya serupa. Misalnya, benda-benda
batu dapat diubah menjadi benda-benda batu lainnya, tetapi tidak dapat diubah
menjadi benda-benda yang sebagian besar terdiri dari air. Dengan kata
lain, timah tidak bisa menjadi emas. Namun, ada beberapa pengecualian
terhadap aturan ini.
Salah satu masalah dalam hubungan romantis yang dapat
dikaitkan dengan konteks pertukaran setara adalah ketidakseimbangan dalam
memberikan dan menerima pengorbanan. Misalnya, salah satu pasangan mungkin
merasa bahwa mereka selalu harus memberikan lebih banyak pengorbanan daripada
pasangan mereka tanpa mendapatkan pengorbanan yang setara sebagai balasannya.
Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan dan merusak
kesejahteraan emosional kedua belah pihak. Dalam konteks pertukaran setara,
pasangan harus mampu merundingkan bagaimana cara mereka dapat menyeimbangkan
pengorbanan yang mereka lakukan demi kebahagiaan bersama. Ini dapat melibatkan
diskusi terbuka tentang kebutuhan dan harapan masing-masing pasangan serta
penemuan cara-cara untuk memberikan dan menerima dukungan serta pengorbanan
secara adil dan seimbang.
Misal begini anda menyukai lawan jenis anda, dan anda
memeberanikan diri untuk menyatakan perasaan anda. Dan anda akan masuk pada
sebuah hubungan romansa, dimana anda akan mendapatkan sebuah warna dalam
keseharian anda. Warna yang saya maksud disini adalah sesuatu hal yang baru, ketika
anda hidup sendiri dengan memiliki pasangan adalah 2 kondisi yang berbeda.
Ketika anda sendiri, anda tidak perlu memukirkan perasaan siapa pun, anda hidup
dibawah perintah diri anda sendiri, dan untuk mencapai kepuasan anda sendiri.
Sedangkan ketika anda memiliki pasangan, anda harus memikirkan kepuasan dari
pasangan anda juga. Mengapa demikian? Sudah jelas dan itu adalah hakikat dari
individu yang hidup berpasangan dengan lawan jenisnya. Apalagi pria, yang
merupakan pemimpin sejak dia lahir, tanggung jawab memikirkan pasangan adalah
wujud nyata dari alasan seorang pria terlahir. Sedangkan untuk wanita,
kondisional saja. sejak lahir wanita memang ada hanya untuk merepotkan, tugas
mereka sederhana, yaitu dengan memberi warna pada kehidupan seorang pria.
Seorang pria memiliki kekuatan dan pola pikir yang logis dan berdasar fakta,
sedangkan wanita diberi bekal sebuah fisik yang bisa kita ibaratkan permata
dengan segudang perawatan dan pemeliharaannya. Namun wanita tidak mampu
berfikir rasional secara penuh, karena mereka mengandalkan perasaan dan hati
mereka dalam bertindak dan berperilaku.
Bagaimana menurut anda? Apakah anda mulai merasa bingung?
Apakah anda bertanya prihal arah dan tujuan dari narasi ini?
Sebenarnya dari perumpamaan diatas, anda seharusnya mulai
mendapat sedikit pemaham dari konsep pertukaran setara yang akan saya bahas
pada narasi kali ini. Memang benar konsep pertukaran setara hanya ada pada
sebuah objek dan bukan berlaku pada subjek. Dalam kehidupan kita, anda lebih
mengenal istilah hukum karma dan hukum sebab akibat. Namun tidak jauh berbeda
dari konsep pertukaran setara, hukum karma dan hukum sebab akibat mengajarkan
bahwa apa yng kita tanam / kita perbuat akan kita dapatkan. Shizuka Mikazuki,
(2024) menjelaskan tentang teori keberuntungang, dimana semakin anda memperhatikan
lingkungan sekitar anda, semakin anda peduli dengan lingkungan sekitar anda,
dan semakin banyak kebaikan yang anda bagikan pada sekitar anda, semakin besar
potensi anda mendapatkan keberuntungan dalam hidup anda.
Dalam konsepnya hukum pertukaran setara bisa kita
aplikasikan pada kehidupan kita sehari-hari, mengapa? Bukankah hukum tersebut
hanya berlaku pada sebuah objek? Sedangkan kita kan manusia, yang notabennya
merupakan sebuah subjek?
Jika anda bertanya demikian, sekarang saya balik tanya
pada anda. Apakah anda merasa lelah setelah bekerja seharian penuh? Apakah anda
merasa lelah dan tertekan setelah melakukan aktifitas berat lainnya seharian
penuh? Atau mungkin anda merasa tersakiti setelah mencintai individu yang
salah?
Ketika anda lelah setelah bekerja seharian penuh, pada
akhir bulan anda ankan mendapat yang biasa kita sebut gaji atau bayaran.
Sedangkan jika anda lelah dan tertekan setelah melakukan aktifitas berat
seperti kuliah semester akhir, namun pada akhirnya anda akan mendapat sebuah
gelar yang bisa anda gunakan sebagai senjata dalam melakukan persaingan di
dunia kerja. Sedangkan ketika anda merasa tersakiti ketika mencintai individu
yang kurang tepat, bukankah ada sebuah harga yang harus anda bayar untuk
mendapatkan semua itu? ketika anda membutuhkan uang untuk menunjang kehidupan
anda, maka anda harus membayar dengan wantu dan tenaga anda agar
mendapatkannya, sedangkan untuk sebuah gelar dan ijazah harus anda bayar dengan
stres dan tertekan akibat tuntutan dari kurikulum tempat anda menjalani studi.
Dan untuk cinta harus anda bayar dengan penderitaan, dalam hubungan romansa
tidak ada yang namanya baik-baik saya. Pasti di dalamnya ada penderitaan yang
dapat tertumpuk dan lahir menjadi sebuah kebencian.
Bukankah semua itu setara dengan apa yang anda inginkan?
Lebih relevan mana antara konsep pertukaran setara, hukum karma, dan hukum
sebab akibat dengan kehidupan kita saat ini? Apa anda mulai berfikir bahwa
cinta membutuhkan sebuah pertukaran untuk mendapatkannya? Lantas cinta sejati
apakah membutuhkan pertukaran dan sebuah harga untuk mendapatkannya? Apakah
cinta sejati itu ada? Bukankah cinta sejati tidak membutuhkan pertukaran untuk
memperolehnya?
Memang benar, notabennya cinta sejati tidak didasarkan
atas dasar timbal bail, atau pertukaran. Cinta sejati ada dan lahir begitu
saja. Namun, sadarkah anda, se-sejati apapun itu ketika masih ada di dunia dan
dilakukan oleh seorang makhluk yang tidak abadi, percayalah itu tidak ada. Cinta
sejati hanyalah istilah bagi mereka yang hidup di dunia namun berorientasi
akhirat / surga. Sedangkan kita saja masih berorientasi pada dunia, kita jauh
dari level mereka. Kita sekarang berada pada level hamba Tuhan yang amatir,
kita masih menginginkan lebih dari yang kita miliki. Bukankah begitu? Ketika
anda sudah memiliki pasangan saja, anda masih tertarik dengan kehidupan
pasangan lain. Misal anda memiliki
seorang wanita, anda saja masih suka melihat wanita lain dan memberi like pada
postingan wanita lain di sosmed. Misalnya lagi, anda sudah memiliki pria, namun
anda masih dengan sombongnya berkata bahwa pemenangnya adalah masa lalu anda
(mantan anda). Bagaimana bisa pola
pikir yang demikian bisa menemukan cinta sejati? Itu sangat mustahil bagi kita
yang masih memiliki pola pikir demikian.
Ketika anda masih bisa menyakiti hati seorang makhluk,
anda masih berharap mendapat apa yang anda inginkan? Apakah anda bercanda?
Misal begini, anda memiliki seorang pasangan. Anda jarang memikirkan pasangan
anda, anda hanya mengikuti arus dan berkata dalam hati bahwa terbawa suasana
tidak terlalu buruk juga. Sehingga lahirlah hubungan romansa yang toxic, anda
yang hanya terbawa suasana akan merugikan pasangan anda yang benar-benar
menaruh hati pada anda. Anda bertindak atas dasar untuk membuat pasangan anda
tidak menurunkan kualitas dan intensitas effortnya kepada anda, sedangkan
pasangan anda melakukan semua itu demi anda bahagia. Apakah anda bahagia dan
senang dengan effort dari pasangan anda? Jelas senang, namun 65% dalam hati
anda, anda akan merasa terus kekurangan dan selalu menginginkan lagi, lagi dan
lagi. Bahkan anda secara tidak sadar meminta lebih pada pasangan anda, hingga
menguras habis semua daya hidup pasangan anda hingga kering. Lalu anda
meninggalkannya dengan sebuah alasan bahwa pasangan anda tidak mampu memenuhi
keinginan anda dan merasa bahwa anda sudah tidak cocok lagi dengannya. Setalah
itu anda mencari individu lain untuk anda jadikan binatang ternak anda lagi.
Dalam contoh kasus tersebut, kita memang tidak menemukan
sebuah harga dan bayaran dari apa yang dilakukan individu toxic tersebut, dia membuat hubungan romansa yang seharusnya penuh keindahan, malah berakhir dengan
sebuah penderitaan. Dalam konteks pertukaran setra, Hukum
Kekekalan Massa menjelaskan
bahwa suatu benda tidak dapat diciptakan dari ketiadaan dan jika
didekonstruksi, benda tersebut akan tereduksi menjadi komponen-komponen yang
jumlah massanya sama. Ketika anda melakuakn manipulasi pada pasangan anda
untuk sekedar memanen manfaatnya untuk diri anda sendiri, lalu anda dekonstruksi
perasaan anda sehingga mampu berbaur dengan suasana romansa yang pasangan anda
berikan, maka akan tereduksi menjadi sebuah pola “memeriahkan suasana” dan
“terbawa suasana”
Dalam
konteks hukum kekekalan massa, dekonstruksi dapat diartikan sebagai proses
pemecahan suatu benda menjadi komponen-komponen yang lebih kecil atau lebih
mendasar, tetapi dengan mempertahankan jumlah massa total yang sama. Sedangkan
Reduksi adalah sebuah proses di mana suatu benda atau konsep dikurangi menjadi
bentuk yang lebih sederhana atau lebih mendasar. Ini melibatkan mengurangi
kompleksitas atau mempersempit cakupan suatu hal menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil atau lebih dasar.
Anda melakukan demikian dengan melalui berbagai proses
dan konsep alkimia tanpa anda ketahui, bahkan anda tidak menyadari hal
tersebut, ada potensi 43% anda menolak teori saya tersebut. Namun dalam hal
pertukaran setara, anda pantas mendapatkan effort yang setimpal dengan
panjangnya proses transmutasi yang anda lakukan pada pola pikir dan perasaan
anda.
Ketika anda berhasil melakukan itu bayaran apa yang harus
anda bayar untuk mewujudkan agar proses transmutasi alkimia tersebut berhasil
100%? Dalam konteks Fullmetal Alchemist: Brotherhood, Edward Elric (2009)
menjelaskan, alkimia
sebagai ilmu metafisik kuno yang digunakan untuk mengubah serta memanipulasi
suatu materi dengan menggunakan energi alam. Proses mengubah materi ke dalam
bentuk lain disebut sebagai “transmutasi”.
Untuk
melakukan transmutasi, seseorang harus memahami terlebih dahulu sifat serta
susunan atom dan molekul dari materi yang ingin ditransmutasikan. Termasuk juga
aliran dan keseimbangan energi yang terdapat dalam materi tersebut. Selanjutnya dekonstruksi, dengan
menggunakan energi alam, materi yang akan ditransmutasikan diubah menjadi
bentuk yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk mereformasinya menjadi wujud
yang baru. Lalu,
rekonstruksi. Melanjutkan aliran energi yang ada dalamnya, materi yang telah
dipecah tersebut bisa dibentuk dan direkonstruksi kembali ke dalam wujud atau
bentuk baru sesuai keinginan pengguna. Untuk melakukan transmutasi, tidak hanya
diperlukan pemahaman tentang kimia dan teori alkimia, namun juga diperlukan
bakat untuk mengenali dan memanipulasi struktur objek fisik dengan menggunakan
energi. Selain itu tidak sembarangan orang bisa melakukan transmutasi, hanya
mereka dengan kecerdasan serta kemampuan luar biasa yang dapat melakukannya.
Dan mereka yang berhasil melakukan transmutasi disebut sebagai alkemis. Ada
banyak cara bagi para alkemis dalam menstransmutasikan suatu materi yang ada di
dunia. Beberapa alkemis mentransmutasikan materi melalui empat unsur dasar
(air, tanah, api dan udara). Namun prinsip dasar dan pondasi dari ilmu alkimia
adalah pertukaran setara.
Hukum pertukaran setara juga berlaku pada individu yang
melakukan transmutasi pada pola pikir dan perilaku mereka pada individu lain.
Hukum ini mengatakan bahwa, “untuk menciptakan sesuatu, maka sesuatu yang lain
harus hilang atau dibayarkan” (Edward, 2009). Bukankah seharusnya anda membayar
sesuatu jika anda menyakiti perasaan atau memainkan perasaan orang lain? Disini
maksud saya tidak seperti hukum karma dan hukum sebab akibat. Jika kita
hubungkan dengan hukum karma dan sebab akibat, maka anda hanya akan disakiti
dan dipermainkan oleh individu lain sama seperti anda melakukan hal itu. namun
maksud saya dari sudut pandang hukum pertukaran setara adalah ada sesuatu yang
akan diambil / dirampas / dihilangkan dari anda, dan digunakan sebagai alat
tukar / pembayaran dari apa yang anda lakukan tersebut. Seperti contoh di atas
tadi. Jika anda menginginkan uang dalam jumblah besar, maka waktu, tenaga,
umur, dan pikiran anda harus anda bayarkan sebagai alat tukar untuk mendapatkan
uang tersebut.
Dalam kasusnya Hukum Pertukaran Setara adalah mutlak,
dimana jika anda melakukan pelanggaran terhadap kesetaraan nilai maka akan
terjadi Rebound (Pantulan). Rebound (Pantulan) itu sendiri adalah efek dari
pelanggaran kesetaraan nilai yang mutlak tersebut, dalam konteks pertukaran
setara setiap hal atau sesuatu memiliki nilai atau harga mereka masing-masing.
Ketika anda melanggar batasan yang mutlak tersebut, maka anda akan mendapatkan
dampak dari pelanggaran tersebut. Kita ambil contoh, ketika anda telah bekerja
selama 8 jam sehari, anda melakukan hal tersebut selama 5 hari, dan mendapat
libur 2 hari. Itu jika dalam sistem kerja kantoran atau pada instansi resmi.
Ketika anda melakukan semua itu dangan rutin tanpa ada kondisi anda mengurangi
jam kerja dan hari kerja anda, maka hal tersebut akan setara dengan gaji umk
karyawan daerah tempat anda bekerja. Sedangkan jika anda menginginkan tambahan
dalam gaji bulanan anda, maka anda harus menambah jam kerja untuk menyetarakan
nilai atau harga tersebut. Jika sebaliknya terjadi sebuah kondisi dimana
mengharuskan anda mengurangi jam dan hari kerja anda, amaka gaji bulanan anda
akan disesuaikan dengan itu, terjadi potongan dan sejenisnya. Lantas apa yang
terjadi jika anda menginginkan penambahan dalam gaji namun tidak melakukan
kerja tambahan? Atau apa yang terjadi jika anda telah mengurangi jam dan hari
kerja karena kondisi tertentu?
Ketika tidak ada kesetaraan dalam nilai, ibarat anda yang
tidak melakukan lembur namun meminta gaji tambahan. Anda akan mendapat teguran
dari sikap anda, dan paling maximalnya anda dikeluarkan dari tempat anda
bekerja, karena tidak rasional pola pikir anda. Begitu juga ketika hari kerja
anda tidak sesuai dengan jadwal anda, maka akan ada pengurangan gaji. Ketika
anda mengajukan keluhan dan terkesan ngotot atau ngeyel, dikarenakan anda
merupakan pekerja lama dan sudah loyal pada tempat anda bekerja. Minimal anda
hanya mendapat teguran, maksimalnya anda akan dikeluarkan karena dinilai tidak
kompeten. Jika seseorang menyakiti hati individu lain, apa yang menjadi alat
tukarnya? Atau jika anda menyakiti perasaan dan hati pasangan anda dengan
mengkhianatinya, apa yang layak untuk digunakan sebagai alat tukarnya agar
kesetaraan terjadi?
Simpelnya Rebound (Pantulan) itu sendiri adalah hukuman yang
diterima individu, yang tidak melakukan pertukaran setara dalam prosesnya, dan
terjadi hanya ketika individu menerima sesuatu namun hanya memberikan pertukaran
dengan nilai dibawah standar sistem hukum pertukaran setara.
Dalam
mengakhiri narasi ini, mari kita refleksikan kembali tentang konsep-konsep yang
telah kita bahas. Dari serial anime hingga konsep ilmiah, kita telah
menjelajahi ide-ide yang mendalam tentang pertukaran setara, dekonstruksi, dan
reduksi. Kita telah melihat bagaimana segala sesuatu dalam kehidupan ini
memiliki harga yang harus dibayar, baik secara harfiah maupun metaforis. Namun,
lebih dari sekadar teori, kita telah melihat bagaimana konsep-konsep ini
terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Kita menyadari pentingnya kesadaran akan
konsekuensi dari tindakan kita terhadap orang lain, dan bagaimana hubungan kita
dengan mereka dapat dipengaruhi oleh tindakan-tindakan tersebut. Dalam
menjalani kehidupan ini, marilah kita berusaha untuk lebih memahami dan menghargai
konsep-konsep yang telah kita bahas. Mari kita berusaha untuk memberikan yang
terbaik dalam segala hal yang kita lakukan, dan memahami bahwa setiap tindakan
kita memiliki dampak, baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain di sekitar
kita.
Teruslah
berpikir, bertanya, dan belajar, karena melalui pemahaman yang lebih dalam
tentang konsep-konsep ini, kita dapat menjadi individu yang lebih bijaksana dan
peduli terhadap dunia di sekitar kita. Semoga narasi ini telah memberikan sudut
pandang baru dan menginspirasi untuk terus menjelajahi dan memahami kehidupan
dengan lebih baik.
Be Honorable!
Komentar
Posting Komentar
Silahkan beri pendapat anda pada kolom komentar