Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

Diary Fiktif - 1

Menulis merupakan kesenangan yang saya temukan setelah saya memasuki lingkungan perkuliahan, saat menjadi seorang pekerja tidak banyak waktu luang untuk saya mencari hobi yang menguntungkan. Semua hobi selama 5 th yang lalu bagi hanyalah membuang waktu, tenaga, juga biaya, tidak memiliki pengaruh yang mengutungkan bagi saya. Selama 6 bulan terakhir ini saya habiskan waktu saya sebagai seorang mahasiswa dan ada beberapa mata kuliah yang membuat saya tertarik untuk mendalaminya, salah satunya mata kuliah filsafat. Mata kuliah tersebut sangat mempengaruhi pola pemahaman dalam keseharian yang saya jalani saat ini, dimana itu dapat saya aplikasikan pada pekerjaan saya saat ini sebagai seorang pengawas pada sebuah agensi yang berkecimpung dalam bisnis makanan dan minuman. Beberapa hari yang lalu saya sedang mencari karyawan baru sebagai pengganti karyawan saya yang berhenti karena ingin pindah domisili, dan selama ini saya hanya mengandalkan pemahaman saya terhadap tingkah laku atau prilaku

MASA YANG TIDAK AKAN PERNAH KITA KETAHUI

Turunnya hujan, membawa rasa kangen Kesan indah yang selalu terpendam Menjadi alunan yang membawa dendangan Menenggelamkan suara, membuat hati merindukan   Rindukan suara yang dahulu pernah terdengar Rindukan sentuhan yang pernah dirasakan Hujan turun membawa kesan rindu yang terpendam Menjadi air mata yang mengalir tanpa henti   Turunnya hujan seperti membawa pesan Untuk merelakan dan terima kenyataan Namun rindu selalu ada, tak pernah hilang Menantikan kembalimu, membawakan haru Hujan yang turun, membawa rasa kangen Menjadi simbol dari rindu yang abadi Menjaga kenangan yang indah dan manis Menanti kembalimu, membawa kebahagiaan. By : Nopperabo Saya bukanlah seseorang yang puitis, atau bahkan seseorang dengan kemampuan merangkai kata yang baik. Untuk menulis sebuah puisi yang indah seorang individu harus memiliki pembendaharaan kata yang banyak, sering membaca, banyak mengikuti berbagai lomba untuk melihat atau mengoreksi setiap kesalahan dan kekurangan dalam karya mereka. Tapi, jika

TENGGELAM ATAU MENEPI?

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial (memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain). Naluri hidup dengan orang lain disebut “Gregariousness”, sehingga Manusia disebut social animal (hewan sosial). Karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai Hasrat atau keinginan: Untuk menjadi satu dg manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), untuk menjadi satu dg suasana alam sekelilingnya. Untuk menghadapi dan menyesuaikan kedua lingkungan tersebut manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan kehendaknya. ”R. Wahyu Widodo, S.Psi.,M.Si” Contoh: menghadapi udara dingin, manusia menciptakan rumah, pakaian, dll; untuk mempertahankan kondisi tubuhnya agar tetap kuat, manusia menggunakan akalnya untuk dapat mengambil makanan dari hasil alam sekitar (Petani); di Laut, manusia mengusahakan makanannya dengan menangkap ikan (Nelayan); di Hutan, manusia mengusahakan makanannya dengan berburu untuk mencari makanannya (Pemburu/berladang), dsb. ”R. Wahyu Widodo, S.Psi.,M.Si” Tidak dapat dipungkiri

INVESTASI ILEGAL (INVESTASI BODONG)

Manusia memiliki sebuah keinginan, yang bersifat irasional. Mengapa demikian? Diterangkan dalam aliran filsafat vitalisme, yang mana a liran ini berpendapat bahwa kenyataan sejati   pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan / nafsu yang bersifat irasional. Singkatnya isting alamiah, naluri manusia untuk bertahan hidup. Insting tersebut ada sejak manusia lahir di dunia ini. Perilaku manusia merupakan manifestasi dari kekuatan irasional, Vitalisme percaya bahwa seluruh aktivitas atau perilaku manusia pada dasarnya merupakan perwujudan dari energi, daya, kekuatan non fisik yang tidak rasional   dan instingtif. Perilaku “rasional” adalah rasionalisasi. Keputusan atau perilaku manusia yang “rasional” pada dasarnya adalah rasionalisasi saja dari keputusan-keputusan yang tidak rasional tersebut. Rasio adalah alat rasionalisasi, dalam hal ini rasio hanya alat yang berfungsi untuk merasionalisasi keputusan-keputusan yang sebetulnya tidak rasional . “ R. Wahyu Widodo, S.Psi.,M.Si ” . Seka

KETERTARIKAN

  Ada teori yang membahas hal ini secara ilmiah, yaitu teori Attraction.  Pengertian teori ketertarikan (teori Attraction) adalah :  K emiripan menunjukkan bahwa kita menyukai orang lain yang sikap, nilai, dan keyakinannya tampak serupa dengan kita. Prinsip kecantikan / penampilan fisik mengacu pada prediksi yang cukup jelas bahwa kita cenderung lebih memilih menarik secara fisik daripada individu yang tidak menarik secara fisik . Dalam bahasa sederhananya teori Atraksi Interpersonal ialah komunikasi antar pribadi (interpersonal)ataukomunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih yang secara fisik berdekatan dalam menyampaikan serta menjawab pesan-pesan baik secara verbal maupun non-verbal. Dalam komunikasi antarpribadi biasanya dikaitkan dengan pertemuan dua, tiga atau empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. ”Ratih Agustin Rachmaningrum, S.Psi., M.Si”. Dalam hubungan dengan atraksi interpersonal ini ada empat teori Liking yang menjelaskan, yaitu: 1.       Re

KEHAMPAAN

 Mari berfikir sejenak . . . Apakah anda pernah mengalami sebuah kehampaan? Dimana anda sudah merasa bahwa hidup dan keseharian anda hanya begini – begini saja? Hidup untuk kerja, tidur untuk istirahat, dan makan untuk menambah tenaga. ”Kehampaan merupakan situasi dimana gairah hidup sudah tidak ada, yang mana individu yang mengalami sebuah kehampaan hanya menjalani kehidupannya untuk menunggu dijemput oleh kematian, Nopperabo : 2021”. Banayak dari kita tidak menyadari hal tersebut yang mana akan membawa kita pada sebuah depresi, secara tanpa kita sadari kehampaan berpengaruh pada produktifitas kita sebagai seorang manusia yang eksis di dunia ini. Makna dari kehampaan itu sendiri sangat tergantung pada konteks dan situasi individu. Bagi beberapa orang, kehampaan mungkin merupakan reaksi alami terhadap situasi yang sulit seperti kehilangan pekerjaan atau berpisah dengan pasangan. Bagi yang lain, kehampaan mungkin merupakan tanda dari masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti

ALAT

  Dalam banyak kasus, relasi bukanlah masalah hubungan timbal balik antara dua manusia. Tapi keinginan untuk memiliki apa yang tidak mereka miliki. ”Schopenhauer” Manusia merupakan mahkluk sosial, dimana mereka tidak akan bisa hidup tanpa manusia lainnya. Mengapa demikian? Karena manusia secara naluri membutuhkan manusia lain untuk melakukan proses reproduksi. Manusia akan berusaha bekerjasama dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat mereka selesaikan secara individu, banyak contoh dalam keseharian kita. Sederhananya manusia memiliki pengetahuan dan skil yang terbatas, anggap memebangun sebuah rumah atau bangunan lain. Pasti manusia akan mencari manusia lain yang memiliki pengetahuan dalam pengerjaan hal tersebut, seperti agensi arsitektur, tukang, kuli, agensi konstruksi, dan lain – lain. Kita ambil contoh lain, hubungan pertemanan. Mengapa anak muda dan orang dewasa selalu memiliki circle pertemanan mereka sendiri? Jika mereka tidak memiliki circle atau lingk

SOLUSI AKHIR YANG NYATA?

When you rely on and hope in creatures, then you have eliminated the presence of God Almighty. Because the truth is that creatures only give advice, not a final solution. “ Nopperabo ” Solusi akhir, apakah nyata? Bagi anda apakah solusi itu? Solusi ialah penyelesaian atau pemecahan suatu masalah sehingga diharapkan dapat menghasilkan jalan keluar nantinya. Tapi apakah anda yakin bahwa penyelesaian tersebut merupakan jalan keluar yang final, pasti tidak. Karena anda masihlah hidup di didunia yang tak nyata ini, mengapa demikian?. Tidak bisa kita pungkiri bahwa kita hidup sejatinya hanya untuk menghindari masalah saat ini untuk menghadapi masalah yang lain di masa mendatang. Seperti yang dikatakan oleh seorang filsuf, yaitu Schopenhauer . Pandangan filosofis Schopenhauer melihat bahwa  hidup adalah penderitaan . Schopenhauer menolak kehendak. Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita. Ajaran Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, tetapi ia